gratefuldoggies.net – Bluefin Tuna, atau tuna sirip biru, bukan cuma sekadar ikan besar yang mahal di pasar lelang Jepang. Ia adalah simbol kekuatan dan ketahanan laut dalam, makhluk yang nyaris sempurna untuk menghadapi tekanan ekstrem di kedalaman samudra.
Tubuh yang Didesain untuk Kecepatan dan Kedalaman
Bluefin tuna mampu menyelam hingga 1.000 meter lebih di bawah permukaan laut. Pada kedalaman itu, suhu bisa turun drastis dan tekanan air cukup kuat untuk meremukkan banyak spesies lain. Tapi tidak untuk mereka. Berkat sistem sirkulasi darah khusus bernama rete mirabile, tubuh mereka bisa menjaga suhu tetap hangat, meskipun berenang di air yang hampir beku.
Tubuhnya berbentuk torpedo, berotot, dan dilapisi sisik halus yang mengurangi hambatan air. Jantung dan ototnya berfungsi seperti mesin turbo—membuat ikan ini bisa melaju hingga 70 km/jam saat berburu atau menghindar dari predator.
Penyelam Tangguh dan Pemburu Ulung
Bluefin tuna bukan tipe yang santai-santai di permukaan. Mereka menyelam dalam untuk mencari mangsa seperti cumi, makarel, dan ikan kecil lainnya yang hidup di zona gelap laut. Pergerakan vertikal mereka teratur: siang hari di kedalaman untuk berburu, malam hari naik ke permukaan mengikuti arus dan mangsa yang ikut naik.
Kedalaman bukan masalah bagi bluefin, tapi manusia—itulah musuh sejatinya. Penangkapan berlebihan membuat populasi mereka menurun drastis dalam beberapa dekade terakhir.
Nilai Ekonomi dan Ancaman Eksploitasi
Seekor bluefin tuna bisa terjual ratusan ribu dolar di pasar lelang Tokyo. Permintaan tinggi untuk sashimi dan sushi menjadikannya komoditas langka. Ironisnya, semakin langka, harganya semakin melambung, dan perburuan pun makin gila.
Organisasi konservasi dunia sudah berupaya membatasi tangkapan, tapi masih banyak praktik ilegal yang mengancam populasi mereka. Kalau tren ini berlanjut, makhluk luar biasa ini bisa jadi legenda laut yang hanya tersisa di foto dan buku.
Bluefin tuna bukan sekadar ikan besar—ia adalah mesin biologis laut dalam, diciptakan untuk bertahan, menyelam, dan menaklukkan kedalaman. Namun kekuatan alami mereka tak akan cukup melawan kerakusan manusia. Di laut yang semakin panas dan sempit, mungkin satu-satunya makhluk yang benar-benar tak bisa menyelam lebih dalam adalah nurani manusia sendiri.
